Jakarta, CNBC Indonesia – Situasi Timur Tengah semakin tegang. Hal ini akibat kemungkinan pecah perang besar antara Israel melawan Iran dan proksinya.
Peningkatan eskalasi dikhawatirkan membawa risiko geopolitik ke seluruh kawasan. Meski sejumlah negara mencoba menjadi mediator untuk menekan konflik, tapi pernyataan keras dan provokatif muncul dari sejumlah negara dan kelompok yang terlibat.
Berikut sejumlah update dirangkum CNBC Indonesia, Selasa (13/8/2024).
Pilihan Redaksi
Longsor Maut Hantam ‘Gunung Sampah’, 21 Orang Tewas Terkubur
Putin di Ujung Tanduk, Rusia Mulai Kalah di Perang Ukraina
Media Asing Sorot Rapat Kabinet Perdana Jokowi di IKN, Sebut Ini
Resmi! Trump Balik Lagi ke X, Singgung Kamala, Xi Jinping, NATO & PD 3
Laut Merah Makin Membara, Inggris Beri Peringatan Kapal-Kapal
Iran Tolak Seruan Hentikan Ancaman ke Israel
Iran menolak seruan Barat untuk menghentikan ancaman balas dendamnya ke Israel. Ini terkait pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran akhir bulan lalu, yang didalangi badan intelijen Israel, Mossad.
“Deklarasi oleh Prancis, Jerman, dan Inggris, yang tidak mengemukakan keberatan terhadap kejahatan internasional rezim Zionis, secara terang-terangan meminta Iran untuk tidak mengambil tindakan pencegahan terhadap rezim yang telah melanggar kedaulatan dan integritas teritorialnya,” kata juru bicara kementerian luar negeri Nasser Kanani dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Selasa (13/8/2024).
“Permintaan seperti itu tidak memiliki logika politik, bertentangan dengan prinsip dan aturan hukum internasional, dan merupakan dukungan publik dan praktis untuk Israel,” tambahnya.
Presiden Iran: Balas Dendam ke Israel adalah Hak
Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkia mengatakan Teheran menganggap pembalasan terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh sebagai “hak”. Ini juga menjadi cara mencegah agresi di masa mendatang.
Hal ini terungkap dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer. Diamnya Barat, bahkan tegas Pezeshkia adalah kejahatan yang tidak manusiawi.
“Hak bangsa-bangsa dan solusi untuk menghentikan kejahatan dan agresi,” katanya dimuat The Guardian.
“Kejahatan tidak manusiawi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza dan serangan Israel di tempat lain di Timur Tengah adalah tidak bertanggung jawab dan mendorong Israel untuk membahayakan keamanan regional dan global,” jelasnya.
AS: Serangan Iran ke Israel Bisa Terjadi Pekan Ini
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) kembali memberikan laporan tentang serangan Iran ke Israel. Gedung Putig menyebut Iran atau proksinya akan melakukan pembalasan dendam minggu ini.
“Kita harus bersiap menghadapi apa yang bisa menjadi serangkaian serangan yang signifikan,” kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.
“Itulah sebabnya kita telah meningkatkan postur dan kemampuan pasukan kita di kawasan itu bahkan hanya dalam beberapa hari terakhir,” katanya.
Pada hari Minggu, AS mengumumkan telah memerintahkan pengerahan USS Georgia ke Timur Tengah. Ini merupakan kapal selam bertenaga nuklir dengan rudal berpemandu.
Laut Merah Membara Lagi
Laut Merah membara lagi. Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) kini mengeluarkan peringatan ke kapal-kapal.
Setidaknya ada dua kali insiden menyerang kapal-kapal yang lewat Selasa (13/8/2024). Ledakan pertama menyerang sebuah kapal yang terletak 63 mil laut (116 kilometer (km)), barat daya kota pelabuhan Hodeidah, Yaman, sementara ledakan kedua menyerang sebuah kapal yang berlayar 97 mil laut Hodeidah.
“Baik awak maupun kapal tidak terluka dalam ledakan,” kata UKMTO dimuat Al-Jazeera.
“Nakhoda kapal dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan ke pelabuhan persinggahan berikutnya,” tambahnya.
Pejuang Houthi di Yaman diyakini sebagai pelaku serangan. Dilaporkan bagaimana kelompok itu telah berbulan-bulan menganggu pengiriman di sepanjang Laut Merah dan Teluk Aden.
“Mereka mengatakan (kapal-kapal) yang diserang memiliki hubungan dengan Israel dan pelabuhannya,” tambah laman itu.
Mengutip Reuters dan Associated Press (AP) serangan ini merupakan yang pertama sejak 3 Agustus. Kala itu sebuah kapal terkena serangan rudal.
Kelompok Houthi sendiri tengah mempertimbangkan kemungkinan serangan balasan terhadap Israel atas pembunuhan pejabat Hamas Ismail Haniyeh pada bulan Juli. Sebelumnya Houthi mengaku menyerang kapal-kapal sebagai bentuk protes atas serangan Israel ke Jalur Gaza.
Dari data laman Al-Arabiya, kelompok Houthi telah menargetkan lebih dari 70 kapal dengan rudal dan pesawat nirawak. Setidaknya empat pelaut tewas sejak September.
Karena serangan Houthi, kini biaya logistik menjadi lebih mahal. Kapal-kapal harus memutar ke Ujung Harapan Afrika, dan tak bisa melewati Terusan Suez yang lebih singkat.
Sayap Kanan Israel Kepung Masjid Al-Aqsa
Pengepungan dilakukan aktivis sayap kanan Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Selasa. Bahkan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir juga ikut serta.
Ben-Gvir kini bahkan memberikan pidato kepada sesama peserta pawai di kompleks tersebut, memberi tahu mereka bahwa mereka telah membuat “kemajuan signifikan” dalam memperoleh “kedaulatan” atas situs tersebut. Padahal menurut hukum Israel, orang Yahusi dilarang untuk beribadah di sana.
Hal ini kemudian ditanggapi pemimpin oposisi Israel Yair Lapid. Dalam sebuah posting di X, Lapid mengatakan Ben-Gvir membahayakan keselamatan warga negara Israel dan pasukan keamanan dengan “kampanye” Masjid Al-Aqsa.
“Kelompok ekstremis yang tidak bertanggung jawab dalam pemerintahan ini secara aktif mencoba menyeret Israel ke dalam perang regional skala penuh,” kata Lapid.
“Orang-orang ini tidak layak untuk memerintah suatu negara,” tambahnya.
Halaman 2>>> Hizbullah hingga PD 3 dan Perang Nuklir
Pages